Rabu, 28 Juli 2010

Saat ini, Kupergi meninggalkan ruang persinggahan. (red.Kostan)





Ku pergi
Ku pergi
Meninggalkan untuk masa depan nanti
Dan engkau dapat lama ku bertahan di sana
Aku pergi…

Berat yg kurasakan
Meninggalkan semua di sini
Namun ku harus pergi demi mimpi-mimpiku selama ini
Kesempatan hanya sekali
Kuraih apa yang terbaik untukku

Kupergi…

(Edcustik, Kupergi..)

Dering hp yang ku dengar pada malam hari di sebuah tempat warnet jl.sayang bersama dua orang sahabat yang ku sayangi, sebut saja Iniaz dan Damha. Ketika kuambil hp dari saku celanaku, kutekan not untuk membuka pesan yang masuk. Lalu kubaca diikuti gerakan bola mata sedikit demi sedikit.

Ternyata pesan pendek dari sahabatku di fakultas pertanian, kesimpulan isi pesan pendek tersebut adalah “Bantuan Pindahan Kostan” . memang saat ini banyak yang pindahan, entah pindah dari kostan satu ke kostan yang lain, atau pindah dari kostan menuju tempat kelahiran alias pulang ke rumah. Home Sweet Home, atau Rumahku Syurgaku yang senantiasa tergambar dari benakku, tidak ada tempat senyaman rumah..Rumah adalah tempat yang paling akrab menjadi salah satu ruang dari hatiku.

Walaupun, diriku sejak lahir berpindah-pindah rumah, karena ada factor-faktor  yang keluargaku alami yang mengharuskan bernomaden. tapi setiap kenangan di rumah tersebut selalu kuingat. Setiap rumah yang kusinggahi selalu memiliki cerita-cerita mengindahkan. Rumah pertamaku yang memiliki pohon kersen yang buahnya selalu berbiak, batang pohon yang lebar menjulang, pohon tersebut selalu kunaiki dan direkayasa menjadi tempat ayunan. Rumah kedua yang begitu besar dari rumah pertama walau halamannya tidak seluas rumah pertamaku. Sampai-sampai saya bisa bermain basket di dalam rumah dengan dibuatkannya ring di dalam rumah, keren kan. Di rumah keduaku ini kutemukan sarang tawon yang akhirnya harus bersama-sama membereskannya dengan menggunakan bamboo dan nyala kobaran api yang diikatkan diujung bamboo tersebut. Karena peristiwa tersebut diriku alpha dari sekolah dasarku. Cukup menyita banyak waktu,menguras energy, tapi pengalaman yang kudapatkan dapat membayar itu semua.  Sebenarnya masih banyak cerita dari perjalanan rumahku, sampai akhirnya diriku harus menetap di kota Bandung yang menyejukkan di sebuah rumah yang cukup sederhana tapi menyerukan. Kenapa seru, salah satunya adalah dirumah yang kutempati sekarang, ukurannya kalah jauh dari rumah-rumah sebelumnya tidak besar dan tidak luas, tidak ada halaman, tapi di tempat ini ku dianugerahkan adik kembar yang lucu-lucu. Mengajarinya mulai merangkak, berjalan, sampai bisa berlari. Bila kuingat-ingat kembali wah, tak cukup diriku mengetik bait-bait perjalanan kisah klasik tersebut.

Back to kostan, Kostan menjadi tempat persinggahanku. Menjadi ruang yang menjadi bagian “Episode” perjalanan hidupku. Menjadi bagian dari kepingan puzzle kehidupanku. Di kostan begitu buanyak menyimpan cerita. Cerita sedih, saat diriku harus menangis di bawah bantal dalam hamparan tempat tidur..saat diriku kesal ketika di kampus ternyata tak berjalan mulus. Cerita senang, saat diriku tersenyum lebar pada cermin di dinding atau menempel pada lemari baju…saat diriku berbunga bahagia karena mendapatkan sebuah “hadiah menakjubkan” dari sahabatku di kampus.

Sedih senang, Suka duka, ku jalani dan ruang kostan lah yang menjadi saksi dinamisasi perasaanku yang kubawa akibat efek efek kampus. Semua perasaanku tak langsung ku lepas saat di kampus, tapi sesampainya di ruang kostan luapan perasaan itu langsung tertumpah. Entah itu menangis, entah itu tertawa..senyum-senyum sendiri…atau ngomong sendiri dengan boneka kesayangan, kadang juga tuh boneka di cubit-cubit atau ditonjok karena kesal atau gemez…hehe…yah itulah luapan perasaan yang tertahan selama di kampus. Terserah diriku mau ngapain.

Di ruang kostan, tempat persinggahan. Diriku sendiri menyepi dalam keheningan malam, menjadi tempat terAMAN bagi diriku tuk melaksanakan shalat malam. Lantunan doa-doa yang beralas sajadah bersama  deru tetesan tangisan, dinding kostan menjadi pendengar saksi itu semua…
Menangis menyesali diri..sampai diriku begini…risau tak bertepi..memohon kepada Sang Pencipta untuk selalu memberikan cahaya yang menerangi hidupku….tuk menyelamatkan diriku…tuk LULUS TEPAT WAKTU…tuk MEMPERMUDAH SKRIPSIku…tuk menjaga ‘seseorang’…tuk menjaga ‘hati’ ku sampai waktu yang tepat..kuatkanlah hamba…   

Oh, ruang persinggahanku..kostanku…terima kasih telah menjadi tempat terindah.
Berat yang kurasakan saat melangkahkan kaki keluar dari pintu kamar, mengeluarkan barang-barang kostan, sehingga semua menjadi sedia kala, kosong dari hiasan barang milikku…meninggalkan semuanya disini.

..KU PERGI….
KU PERGI…
MENINGGALKAN UNTUK MASA DEPAN NANTI…

Sekarang…Kakiku telah keluar dari gerbang kostan, setelah sebelumnya berpamitan dengan ibu kostan dan semua sahabat kostan, sambil membawa harapan “SEMOGA KU MENDAPATKAN TEMPAT TERINDAH SEPERTI DI KOSTANKU INI…”

(Selamat datang Profesi Koasku…meninggalkan Jatinangor menuju Bandung…)

Hari Rabu, 28 Juli 2010 atau 16 Sya’ban 1431 H.

pagi hari sampai siang hari (proses meninggalkan kostan) kulanjutkan tulisan ini di malam hari…ditemani lagu Edcustik “Ku Pergi” yang menjadi inspirasi dan menjadi tema tulisanku…

Diriku…ingin mengucapkan “Maaf atas segala kekhilafanku…” untuk sahabatku yang banyak menyayangimu…yang selalu siap sedia selalu…barakallah..

Semoga sahabatku yang ku tinggalkan karena proses skripsi…tetap semangat dalam keluasan sabar dan dengan kedalaman syukur pada Ilahi…Karena “Rencana Allah begitu Indah”…

Alhamdulillah…Akhirnya beres juga tepat jam 1: 14 dini hari…semoga ga kesiangan dan terlambat karena jam 7 ada syuro…ups..
Ku pergi…Sahabatku…

Wassalam,
Gola Ath-Thoolibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.