Selasa, 05 Januari 2010

Memang belum pandai menulis, tapi sedang mencoba belajar. Judulnya "Tujuan"

Pernahkah berfikir untuk dapat menghasilkan karya-karya besar ? pernahkah berkeinginan dengan amanah yang sekarang dipegang membuat trobosan-trobosan yang luar biasa ? yang dengan karya dan trobosan tersebut membuat banyak orang terinspirasi untuk melakukan kebaikan. Bagaimana agar dengan adanya karya tersebut dapat mewarnai mahasiswa, dosen, karyawan, dan masyarakat dengan Islam.

Cita-cita dan tujuan untuk menciptakan karya besar seharusnya sudah dimiliki dari sekarang. Sehingga dengan adanya tujuan maka arah gerak menjadi jelas. Keberhasilan organisasi atau lembagapun kan diraih.

Sekarang yang jadi masalah adalah ada atau bahkan banyak diantaranya yang tidak tahu tujuannya, dalam hal ini amanah berorganisasi di kampus. Ikut organisasi A ya sekedar ikut-ikutan saja, sekedar mengisi waktu luang, ikut organisasi B ya diajak oleh teman atau disuruh kakak kelas atau mentor, tanpa mengetahui tujuan organisasi tersebut apa ? atau tujuan saya disana itu untuk apa ?mau apa ?dll.

Cobalah bertanya ke teman satu kepengurusan, tujuan organisasi yang kamu sedang jalani apa ya ?Kalau perlu sebagai anggota menanyakan ke ketua atau kepala departemennya, sehingga jelas apa yang akan dicapai, ini juga akan mempengaruhi gerak usahanya.

Kalau itu yang terjadi maksudnya tidak tahu tujuan atau hanya sedikit yang tahu, atau yang paling parah ketua tidak tahu tujuan organisasi yang dipimpinnya apa.. maka bersiap-siaplah konsekuensi atas pilihan itu, misalnya: kalau tidak tahu tujuannya apa ? maka ya tidak akan dapat apa-apa karena tidak ada tujuan, tidak ada target yang harus dicapai, didapat dan dihasilkan.. Kasian sekali…kesia-siaan yang ada. Ada juga yang ikut organisasi ya sekedar nampang saja, daftar saja tapi konsekuensi setelah masuk menjadi pengurus untuk senantiasa beramal jamai tidak dijalankan, “Segimana saya saja”, kalau lagi rajin ya datang, kalau lagi malas ya ga datang..

Inilah salah satu yang menyebabkan ketidakberhasilan dalam organisasi tersebut. Bagaimana mungkin organisasi tersebut bisa berhasil apabila orang-orang yang didalamnya tidak mengetahui tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Bagaimana mungkin bisa multizah apabila tidak faham terutama pengurus intinya.

Apabila hal ini terus menerus terjadi yaitu ketidak tahuan akan tujuan, maka kekuatan yang dimiliki dapat menghalangi misi dan menyeretnya pada perbuatan yang sia-sia yang mengantar pada kehancuran.

Kumandang Tujuan organisasi seharusnya senantiasa ada. Bukan ketika diawal pertemuan atau awal pembentukan organisasi saja tapi juga disetiap pertemuan pengurus di dalam satu periode kepengurusan. Sehingga ingatan mengenai Tujuan yang harus dicapai itu tertanam di orang-orang yang menggerakkan organisasi ini. Gerak usaha organisasi ini pun akan sesuai arah.

Di dalam buku “Yang Berjatuhan Di Jalan Dakwah” karangan Fathi Yakan, disana ada mengenai tujuan.
Tujuan dalam buku itu mengenai tujuan pembentukan kekuatan –apapun bentuknya- adalah terealisasinya perubahan islami, terlaksananya perintah Allah, diterapkannya syariat Allah dan dimulainya kehidupan islami.

Allah swt berfirman dalam surat Al Baqarah : 193
Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang dzalim.

Dijelaskan bahwa kekuatan harus terbingkai dengan kaidah dan dimaksudkan untuk mewujudkan misi tersebut.

Di dalam buku Fiqh Prioritas karangan Dr. Yusuf Al Qardhawy dijelaskan bahwa salah satu kaidah dalam menentukan perioritas adalah “prioritas ilmu atas amal. Jadi pengetahuan diproritaskan, pengetahuan mengenai tujuan organisasi pun harus jadi prioritas sebelum beramal dalam medan dakwah kampus.

Allah swt berfirman dalam surat Ali ‘Imran: 79
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani (yang sempurna ilmu dan taqwanya kepada Allah), karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

Khalifah Umar bin Abd al-Aziz mengatakan “Barangsiapa melakukan suatu pekerjaan tanpa ilmu pengetahuan tentang itu maka apa yang dia rusak lebih banyak daipada apa yang dia perbaiki.”

Dalam buku Risalah Manajemen Dakwah Kampus dijelaskan bahwa tujuan atau visi itu sendiri ialah impian lembaga di masa yang akan datang. Atau secara lengkapnya tujuan dapat dikatakan sebagai kejelasan pandangan, bukan konteks visual, namun dalam konteks mempersepsi dan memahami sesuatu berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran yang diyakini.

Sehingga tujuan atau visi harus ada sebagai ilham bagi setiap langkah yang diambil oleh lembaga.

Allahu Ghoyatuna
Wallahu A’lam

10 Muharram 1431 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.